Ayo ikuti Kompasiana Blogcompetition dengan tema :
Kondisi Terkini, Harapan dan Tantangan di Masa Depan Industri Pertambangan Bauksit dan Smelter Alumina Indonesia, dan dapatkan hadiah menarik

Harapan serta Tantangan Industri Bauksit dan Smelter Alumina

Pada saat ini kondisi Izin Usaha Pertambangan (IUP) bauksit berada pada situasi yang membutuhkan perhatian serius dan penanganan tepat, karena menyangkut kepastian investasi dan keberlanjutan usaha serta manfaat bagi penerimaan negara dan masyarakat. IUP bauksit sudah menghentikan operasi produksinya dan terpaksa harus memberhentikan +/- 40.000 karyawan. Dengan berhentinya operasi produksi dan ekspor bauksit tersebut, diperkirakan negara telah kehilangan kesempatan untuk memperoleh devisa per tahun sebesar +/- Rp 17,60 Trilyun , penerimaan pajak sebesar Rp 4,09 Trilyun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 595 Milyar ; selain juga hilangnya manfaat langsung yang diterima oleh masyarakat dan melemahnya roda perekonomian masyarakat di sekitar lokasi pertambangan.

Kondisi ini tak lepas dari kebijakan pemerintah terkait ekspor, dengan menerbitkan Permen ESDM No. 1 Tahun 2014 tanggal 12 Januari 2014 tentang pelarangan ekspor mineral mentah bauksit. Dalam rangka memanfaatkan dan mengelola sumberdaya mineral, Pemerintah RI telah menerbitkan UU No. 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Guna melaksanakan UU tersebut, pemerintah menerbitkan PP No. 23 Tahun 2010, dan baru menindaklanjuti dengan menerbitkan Permen ESDM No. 7 Tahun 2012. Setelah diterbitkannya Permen ESDM No 7 Tahun 2012 inilah baru adanya pengaturan yang tegas batas waktu untuk melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dan kadar minimum mineral bagi IUP. Jadi bagi IUP, waktu yang diberikan oleh pemerintah hanya efektif +/- 2 tahun untuk merencanakan jenis industri, mendapatkan investor dan membangun industri smelter, bukan 5 tahun seperti yang selama ini sering disampaikan oleh pemerintah kepada publik.

Mengenal Bauksit

Bauksit (bahasa Inggris: bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yaitu berupa mineral buhmit (Al2O3H2O), mineral gibsit (Al2O3 .3H2O), dan diaspore α-ALO (OH), bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih